Kamis, 11 Desember 2014

ketika suara ayam berkokok....
ketika matahari sudah memunculkan senyuman...
ketika udara masih membuat orang ingin terlelap...
terdengar suara gemercik embun pagi mulai berjatuhan...

seseorang sudah berada diantara pepohonan perkebunan karet..
dengan pakaian lengan panjang, celana panjang mengunakan sendal jepit kebanggan menyusuri batang - batang kerat yang sedang ditoreh, terdengar dari kejauhan suara anjing yang mengikuti langkah kaki tuannya, mememani sang tuan mencari rejeki, berharap sang tuan akan memberi imbalan... entah itu hanya nasi basi yang pasti tuan memberi..

ketika teriknya matahari terdengar teriak sang tuan kepada sang anjing berharap sang anjing tidak tersesat di hutan dan kembali pulang kerumah bersama sang tuan.

terdengar suara gemening gelas dari dalam rumah, dan harapan sang tuan kepada kerjaannya semoga saja kerjaan ku pada subuh tadi mampu untuk membeli kebutuhan rumah tangga..

dengan barang yang sudah serba mahal dan harga karet yang semakin menyusut.
akankah semuanya dapat terbeli...

Senin, 17 November 2014

katanya untuk keperluan bekerja tetapi malah buat di timbun aja tu minyak


orang kota - orang kota....
minyak naik !!!! sibuk
merasa tidak ada keadilan !!!!! sibuk
semua hal yang tidak berkenaan dengan hati mereka tetap aja sibuk...
semuanya sibuk....

coba lihat orang - orang yang jauh dari dari pusat pemerintahan ini, tidak ada sibuk seperti kalian...
kami malah menikmati apa pun kebijakan pemerintahan...

mau minyak naik ya........ naiklah...
mau minyak turun ya....... turunlah...
paling imbasnya harga yang di konsumsi naik..

bagi kami sama aja...

kami hanya setiap hari, bulan, tahun tetap gitu - gitu ajaaaaa....
semuanya tidak ada pengaruh sama kami..

mau pemerintah buat kebijakan apa pun kami tetap terima

karna kami masyarakat pedalaman ini mengunakan dan memakan barang - barang dari negara MALAYSIA....

kami adalah orang merdeka...
tidak pernah takut dengan keputusan pemerintah.. 
karna kami masih memiliki jiwa NKRI









Jumat, 26 September 2014

Hancurnya rumah panjang masyarakat iban

Inilah tempat tinggal kami yang sudah luluh lantah di makan si jago merah...

betang / rumah panjang yang sudah lama kami huni, kini habis sudah dimakan api...
apa yang kami perbuat kalau sudah begini???
apa yang telah kami lakukan demi rumah tinggal kami sudah habis!!!!!

rumah panjang yang menjadi kebanggaan kabupaten kapuas hulu sudah musnah dan tidak ada lagi,

Rabu, 13 Agustus 2014

KETURUNAN RAJA

seorang anak yang diberi penghargaan penghormatan atau kasta dalam suku taman sebagai tanda telah menyelesaikan dawai mambalas. gawai mambalas ini hanya dapat dilakukan jika seseorang sudah siap dan sudah mampu melakukan gawai mambalas ini. karna gawai ini tidak semua orang mampu melakukan dan tidak dapat juga dilakukan setiap tahun dan gawai ini tidak sembarangan bisa dilakukan....
gawai ini memakan waktu yang cukup lama paling kurang dan lebihnya 7 hari memberikan makan orang ramai sehingga gawai ini akan memakan biaya yang banyak.....
dalam acara ini semakin menunjukan kasta seorang dari sub bangsawan bahwa bangsawan tersebut mampu untuk melakukan pesta besarnya para bangsawan dari suku taman.
dalam gawai ini mengundang para pemuka - pemuka adat, dan masyarakat.
sehingga yang datang dalam acara ini sampai lebih dari 1000 masyarakat....


Selasa, 12 Agustus 2014

kami masih aja orang yang kaya walaupun pemerintah itu buta

kami tetap saja kaya.......
walaupun jauh dari era pembangunan......
jalan setapak berkilo - kilo tapi tetap saja kami kaya...
jauh dari era modernisasi indonesia...
walaupun kami menumpang hidup dari negeri tetangga akan tetapi kami bangga sebagai warga negara yang tidak penuh dengan hirup pikuk politik..... 
jauh dari kemunafikan...
kami sudah biasa dengan hal - hal yang berbau malaisia..... 
kalau menantikan kepedulian dari negara sendiri kami tidak akan hidup....



Sabtu, 17 Mei 2014

ketika semua orang indonesia ini menantikan pemilihan presiden yang baru.
akan tetapi apa yang dipikirkan oleh presiden yang terpilih ini akan memperhatikan kami orang kecil di daerah terpencil pula.
pemilihan presiden ini hanya untuk menghabis - habiskan uang negara saja.
coba uang negara ini untuk membangun daerah - daerah yang tertinggal dari pada hanya untuk pemilihan presiden..
semua orang berebut menjadi presiden atau anggota dewan..
pas mau dipilih turun merakyat dan ramah tamah dengan muka yang sudah lelah, mendingan dari pada kampanye sana - sini, coba tidur dirumah dan tidak menghabiskan tenaga.

pidato aja lewat televisi itu sudah cukup...



kampanye cuma di pulau jawa, sumatra, coba datang ke kalimantan dan irian jaya... datang ketempat kami dengarkan suara anak pedalaman ini yang tidak meminta apa pun cuma ingin didengarkan....
kenapa tanah kami yang luas ini dan hutan rimba kami ini hanya untuk didatangkan perusahaan yang besar sementara kami cuma mengadahkan muka melihat hutan kami dirambah....
apakah hutan kami yang dirambah ini sama juga dengan ilegal loging.......

hasil hutan yang sudah dijaga dari nenek moyang sampai kami ini tidak ada artinya....

kami dilarang berladang liar tapi
kenapa perusahaan - perusahaan sawit datang merambah hutan kami tidak dicegah dan larang....



terus apa yang mau kami pakai untuk membangun rumah kami yang terbuat dari hasil alam disekitar kami....



Jumat, 09 Mei 2014

suku yang sudah mengikuti modernisasi akan tetapi tidak melupakan adatnya sendiri

ketika orang dayak uu'd danum melakukan rahap atau pun membuat semi rumah untuk menutupi dari kuburan atau yang disebut dengan dahrlok ( dalam bahasa suku dayak uu'd danum) adalah suatu kebanggaan karna garis keturunan sudah mampu untuk melakukan itu dan menunjukan kepada kampung lain yang berada baik itu kampung yang jauh maupun kampung yang berdekatan dengan kampung yang melaksanakan acara dahrlok.


ketika sanak saudara ataupun anak dan cucu berdomisili jauh dari kampung ia akan tetap pulang untuk mengikuti acara dahrlok ini karna acara ini adalah ungkapan rasa berbahagia dan syukuran yang mampu mereka lakukan untuk mengenang nama dan budi yang telah mereka tanamkan terhadap sanak saudara atau pun anak dan cucu yang telah mereka tinggalkan didunia ini..

Patung ( Thoras ) diatas adalah tanda untuk mengenang arwah yang telah meninggalkan sanak saudara mereka.
suatu kebanggaan bagi masyarakat uu'd danum yang telah mampu melaksanakan acara dahrlok ini.
karna acara ini mengundang beberapa kampung baik kampung yang dekat maupun kampung yang jauh dan mampu memberi makan ribuan orang yang diundang.

dan acara ini setidak - tidaknya paling sebentar 2 minggu dan lamanya tidak terbatas kembali kekemampuan tuan rumah atau yang punya acara dahrlok ini.

sebagai hewan kurbannya yang biasa digunakan adalah sapi, kerbau dan babi serta ayam.
hewan - hewan ini dikurbankan dan sudah disiapkan paling tidak 3 atau 4 tahun sebelum acara ini dilaksanakan.
biasanya sapi seberat 1 ton atau lebih, kerbau 500kg atau lebih, babi 1ton dan ayam ratusan kilo.